28 Oktober 2010

Inilah, Alasan Lain Mengapa Pacaran itu "haram"

Islam memang gak ada pacaran, sebagian besar menolak mentah-mentah. Tapi dasar manusia, kita tetap butuh cinta disetiap langkah hidup kita. Selain cinta pada Tuhan, Agama, Orang tua, Saudara/i seiman, Teman-teman sepermainan, kita juga butuh cinta yang berasal dari pacar.

Ya, dari anak-anak SD sampek SMP, SMP ke SMA, SMA ke kuliah, sampe yang udah sign out dari bangku perkuliahan selalu ingin yang namanya berpacaran. Walaupun masih kecil, belum sunat, udah bicara pacar -walau sebenarnya gaktau maksudnya pacaran. Pokoknya cowok dan cewek berdua itulah pacaran :O

Bukan begitu, dasar anak ingusan!

Kalau saya bisa mengartikan pacaran adalah seperti tambahan cinta dalam hidup kita, anggap aja bonus. Nah, manusia kan seneng yang namanya bonusan? Jadi nggak heran kalo setiap manusia di dunia ini selalu berniat ingin berpacaran.

Memang tidak ada ayat yang menerangkan halalnya pacaran, di Alqur'an maupun di hadist. Toh yang tahu batasan halal haram baik buruk adalah kita sendiri. Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Dan bagi sebagian orang memang diperbolehkan pacaran asal tau batasan.

Selain itu banyak alasan bahwa pacaran itu dilarang. Salah satu yang paling sering diributkan adalah soal zina. Pacaran, kalau kita out of control bisa nembus ke zina. Cobalah mengendalikan diri, jangan alay.

Tapi ada lagi suatu sebab mengapa pacaran itu tidak diperbolehkan. Saya baru menemukan ini setelah saya mengalaminya sendiri dan dari curhatan beberapa teman-teman dan adik kelas saya semasa SMA. Ini bukan soal zina atau batasan-batasan, namun ini hanya permasalahan tali persaudaraan.

Pernah liat PPT 4 yang ada episode tawuran? Karena uang saja satu kampung sudah geger, main bakar dan pukul. Terlihat dengan jelas bahwa tali persaudaraan telah hilang, salah satu hal yang diharamkan pada saudara seiman.

Sudah jelas tertulis dalam hadist bahwa :

عن أبى أيوب الأنصارى قال قال رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه والسلام لاَيَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَأَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ فَيَعْرِضُ هَذَا وَيَعْرِضُ هَذَاوَخَيْرُهُمَاالَّذِى يَبْدَأُبِالسَّلاَمِ

Kurang lebih artinya :
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. bersabda: Tidak halal seorang muslim mendiamkan (tidak mau menyapa) saudaranya lebih dari tiga malam di mana keduanya bertemu lalu yang ini berpaling dan yang itu berpaling. Yang terbaik di antara keduanya ialah orang yang memulai mengucapkan salam. “
Lha trus apa hubungannya hadist ini dengan pacaran yang dimaksud?

Mari saya perlihatkan dengan sebuah fakta, bahwa sebagian besar para soulmate yang telah menjadi ex-soulmate selalu gak pernah lagi komunikasi, jarang nyapa, dan saling kaku. Terkadang bila cara putusnya itu menyakitkan, kalau di sms atau di media komunikasi apapun selali bermarah-marahan tanpa ada usaha bermaaf-maafan.

Saya akan flashback ke 2 tahun yang lalu ketika saya jadian dengan PDKT yang sangat cepat (5 hari) dengan mantan saya yang ke-2. Kami bertemu di Detcon dan jadian di Detcon. Yah kami sering sekali komunikasi, baik telpon maupun sms.

Lalu beberapa bulan setelah Detcon, kita jarang banget komunikasi. Aku mau mulai jadi sungkan, soalnya biasanya dia yang memulai sebuah komunikasi. Sekarang aku mulai, balesannya ya cuma sekelumit saja.

Saya tanya mengapa, dia jawab tak mengapa. Akhirnya Maret 2009 kami resmi putus. Gara-garanya, dia gak mengakui diri saya sebagai pacarnya.

Sakit bukan? Yah, gara-gara sakit itu aku sudah jarang berkomunikasi. Toh dia ya gak bakal menghiraukan. Kalaupun ketemu, aku tidak menyapa. Disinilah saya sadar saya telah melakukan dosa yang tidak baik : sudah lebih dari tiga hari gak komunikasi, bahkan berbulan-bulan.

Tapi saya sadar saya harus mengakhiri permusuhan diantara kita berdua. Setelah ketemu di Facebook, kita pun suda akrab kembali. Dia sudah dengan yang lain. Saya? Jangan tanya 2 cewek, satupun belum punya! T.T

Terakhir ada adik kelasku yang cerita pula, serupa tapi tak sama.

Si cowok pernah suka sama adik kelas saya ini, sepantaran. Namun si cewek ini biasa saja kalau di sms atau telpon maupun bertemu, semua seperti teman biasa. Mungkin karena si cowok bosen gara-gara si cewek nganggep biasa, dia cari yang lain. Alhasil si cowok udah jadian sama yang lain, ini terjadi setahun lalu.

Namun tahun ini putus. Si cewek baru tahu bahwa si cowoknya yang dia anggep temen biasa ternyata pernah suka sama dia. Betapa bersedihnya dia, menyesali mengapa dulu dia menganggap biasa.

Si cewek beranikan diri tanya ke si cowok, "kamu dulu pernah suka aku ta?"

Si cowok menjawab, "iya. Tapi sekarang udah enggak." Sontak si cewek nangis.

Anehnya sejak saat si cewek bertanya seperti itu lewat SMS, sikap si cowok berubah kepada cewek jadi lebih sinis, tampang-tampang gaenak kalau bertemu. Telpon dan SMS pun sudah jarang. Kalaupun di SMS, jawabannya hanya "Y."

Hari demi hari telah berlalu. Si cewek berusaha mengetahui mengapa sikap si cowok berubah. Suasana makin panas, akhirnya si cewek menghapus namanya dari kontaknya. Hmmm....

***

Saudara seiman berperang batin kadang-kadang hanya gara-gara hal kecil sekalipun. Tapi sebaik-baik kita yang berselisih ada baiknya jika salah satu pihak mengusahakan untuk kembali menyatukan tali silaturahmi.

Didalam kisah ini, si cewek sudah berhari-hari meminta maaf dan mengajak berbaikan. Tapi hasilnya si cowok hanya dingin, tidak mau tahu apa yang terjadi lagi. Ya sudah, manusia hanya berusaha. Tapi ternyata takdir Allah SWT yang menentukan.

Kalau kejadiannya seperti ini, ya sudahlah. Nasi sudah menjadi bubur.

Karena itulah mengapa menurut persepsi saya pacaran itu dilarang. Karena pacaran itu hanya bersifat temporarly (sementara), pasti ada akhirnya. Entah akhirnya itu akhir yang bagus atau akhir yang buruk berujung pertengkaran. Dan karena pertengkaran itulah, hubungan persaudaraan yang telah lama terjalin harus putus. Tapi terkadang disaat kita dalam proses pendekatan, tali persaudaraan itu putus ketika si target tahu sedang disukai si 'pemburu'. Dan akhirnya ilfil (benci) dan tidak pernah lagi komunikasi lagi.

Pacaran memang bukan dilarang juga tidak diharamkan, namun Anda sendiri yang menentukan hukum pacaran itu sendiri. Berhati-hatilah dalam mengambil langkah dan keputusan!

1 komentar:

  1. Artikel bagus, pacaran akan memutuskan tali silaturahmi. Good point, alhamdulillah. Tapi ada yang ingin kukomentari, mengenai sedikit cuplikan dari artikel diatas;

    "....Toh yang tahu batasan halal haram baik buruk adalah kita sendiri. Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Dan bagi sebagian orang memang diperbolehkan pacaran asal tau batasan."

    "....Salah satu yang paling sering diributkan adalah soal zina.Pacaran, kalau kita out of control bisa nembus ke zina. Cobalah mengendalikan diri, jangan alay."

    Kalau dari point of view yang saya dapat dari artikel Anda, maka saya menyimpulkan: Pacaran akan menyebabkan zina, tapi kalau kita waspada zina bisa dihindari.

    Komentar saya: Kan di Al-Qur'an sudah dijelaskan bahwa mendekati perbuatan zina itu dilarang. Jadi, walaupun kita bisa mengontrol diri agar tidak terjadi zina dalam pacaran, tapi kan yang namanya pacaran itu mendekati perbuatan zina. Jadi, pacaran itu dilarang. :)

    BalasHapus