Tampilkan postingan dengan label DBL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label DBL. Tampilkan semua postingan

03 Juni 2012

Fantastic Four, Songomania, dan Basket Gajah (?)

WARNING : Postingan ini mungkin bisa menuai kontroversi. Tapi ini hanyalah postingan pendapat saya. Pendapat tentu belum sepenuhnya benar, bro.

Kemarin sabtu adalah hari dimana saya ingin menyaksikan SMAN 9 Surabaya berlaga di liga basket SMA paling yahud, Honda DBL. Almamater saya memang bukan SMAN 9, tapi saya hadir hanya untuk melihat aksi Songomania -sebutan suporter SMAN 9, dan memang Songomania adalah suporter favorit saya semenjak mengikuti jurnalis DBL tahun 2009 :)

Kebersamaan mereka membuat saya iri, mengapaaaa almamater saya tak bisa bahkan gatot saat meniru kekompakan seperti itu.

Apakah di SMA saya sekarang kondisinya geng-gengan? sepertinya, tapi memang iya.

Individualisme sepertinya masih hangat hangat tai alien di almamater saya. Satu-satunya tim basket putra yang bisa didukung di babak utama gagal dan terjun ke babak penyisihan lagi. Kasihan pendahulunya yang susah-susah ngangkat tim :(

Tapi sutralah....

Jadi gini, tahun ini adalah keberhasilan pertama Songo (sebutan SMAN 9) masuk dalam babak Fantastic Four, dan saya menerka pertandingan sore ini bakal seru. Mulai dari aksi tim basketnya melawan Stanislaus, sampai (yang pasti) aksi suporter Songomania yang atraktif dan inovatif.

Benar saja, sepanjang pertandingan penonton tidak hanya disuguhkan pertandingan yang seru. Namun juga aksi Songomania, yang mungkin bakalan jelas jika dilihat dari tribun lawan yang berhadapan lurus dengan tribun Songomania. 


Read More and Comments

21 Juni 2011

GO DJ GO DJ GO!!

2010


2011


Yeah, satu lagi <span style=">good news
dari mantan SMA saya tercinta, SMA Khadijah Surabaya. Setelah prestasinya dengan sekolah peraih nilai UNAS tertinggi (se-Jatim atau se-Surabaya lupa aku :p), ada lagi good news yang gak kalah penting. Kali ini datang dari Anak Basket (Abas) SMA Khadijah Surabaya (DJ).


(Photo : suporter dj 2011)

Seperti yang Anda tahu (mungkin yg belum tahu aku kasih tahu), tahun lalu (2010), Abas SMA DJ berhasil masuk ke babak utama setelah prestasi Abas yang mungkin bisa dibilang seret, terutama di liga basket pelajar terbesar di Indonesia, Honda DBL. Padahal aku ingat betul, perform Abas waktu DBL tahun 2008 (pertama kali aku telaten sama liga ini) begitu "aduh". Bagaimana tidak, baik tim putra maupun putri sulit sekali meraih kemenangan. Bahkan yang paling parah waktu itu, tim putri DJ kalah 33-0 oleh tim dari Tuban (lupa sekolah mana). Waduh yang sabar ya, aku juga ikut sedih T.T

Kemudian pada 2009, DBL merubah peraturan. Sekolah yang mempunyai prestasi minim di DBL akan dikelompokkan dalam babak penyisihan awal. Jadi semua tim yg pada babak penyisihan awal adalah tim yg minim prestasi di liga DBL terakhir. SMA Khadijah termasuk didalamnya.

Penyisihan dimulai. Waktu itu teman seangkatan saya masih main. Tapi, pada akhirnya DJ harus rela kalah jauh dari SMAN 1 Waru Sidoarjo. Lagi-lagi kekalahan harus kami terima.

Bagaimana dengan tim basket putri? Mereka harus rela menyimpan ambisinya untuk bertanding di babak penyisihan awal, karena tim putri kena waiting list dan akhirnya posisinya tergusur. Be patient :)

DBL 2010 datang! Dengan amunisi baru, nampaknya tim basket putra dan putri siap bersaing kembali dalam babak penyisihan awal pada Februari 2010. Mirisnya, banyak anak DJ sendiri yg masih memandang sebelah Abas DJ. Menyakitkan, tapi gausah dipedulikanlah!

Setelah menjalani dari pertandingan ke pertandingan, akhirnya tim putra DJ resmi memasuki babak utama pada 14 Februari 2010. Suasana haru dan girang bercampur jadi satu.

Perasaanku, baru kali itu DJ membawa banyak suporter yang penuh semangat. Padahal pada DBL sebelumnya, suporter itu NIHIL walaupun diantara orang-orang yg duduk di tribun ada anak DJ-nya. Tapi kini semua berbeda, seluruh Khadijah kini sudah tahu Abas bisa membuktikannya!


(Photo : Suporter DJ 2010)

Soal tim putri, tim putri ternyata masih belum waktunya masuk babak utama DBL. Tahun 2011 ini pun juga belum dapat memasuki babak utama. Sabar, kalau Tuhan 'bilang' sudah waktunya ya sudah waktunya, karena Tuhan juga melihat kesiapan kalian ;)

Babak Utama DBL 2010! Singkat cerita, dari 3 pertandingan DJ hanya memenangkan 1 pertandingan. Itu berarti DJ kalah dalam klasemen grup. Namun seperti pada saat penyisihan awal, suporter masih setia mendukung, rela menghabiskan suaranya demi meneriakkan dukungan untuk teman-temannya. Sungguh waktu itu nyesel banget lhoo jadi alumni huhu.


***

DBL 2011!
Inilah musim DBL yang benar-benar menguntungkan bagi Khadijah. Bermula dari roadshow DBL, ternyata SMA Khadijah menjadi sekolah pilihan untuk membuka roadshow liga paling bergengsi ini. Wow!




Waktu roadshow, kebetulan OSIS SMA Khadijah punya gawe lomba-lomba dalam peringatan Hardiknas, jadi tema pakaiannya pada batik semua. Unyu deh sekolahku :3


(Photo : batik-ing)

Tepat pukul XII, roadshow DBL dibuka. Pertama, tim cheers-nya perform dengan gaya koreo dan kostum yang lama. Kenapa pakai yang lama? Kalau pake yang baru gak surprise dong :p hahaha sip dah!



Kemudian diperkenalkanlah Abas SMA Khadijah dengan amunisi baru, ditambah anak kelas X minus kelas XII. Lalu pada sesi terakhir ada games, kayaknya sih game shooting bola (sayang waktu itu aku udah pulang). Roadshow berakhir pukul 13.30 WIB.



Lagi-lagi Khadijah beruntung. Sewaktu DetEksi merilis jadwal Honda DBL 2011 yang North region, Khadijah ternyata masuk laga ke-3 opening! Wow, ini sesuatu yang luar biasa bagiku, mungkin bagi anak-anak Khadijah juga. Betapa diistimewakannya DJ, padahal beberapa tahun lalu Abas tidak ada apa-apanya. Inilah yang dinamakan from zero to hero.

Tibalah saatnya opening Honda DBL 2011 East Java -North Region. Saya sudah standby di DBL semenjak awal pembukaan. Pembukaan dibuka dengan aksi dance yg dinamakan Morph Dance, persembahan Takupaz (Tim dance langganan DBL) berkolaborasi dengan MC kocak DBL yang juga kesukaan saya sejak mengawal pertandingan DBL tahun 2009, Uget Woow.

Laga demi laga berlalu, akhirnya pada pukul 17.00 WIB tibalah waktunya Khadijah!

saat opening, DJ berhadapan dengan Bhayangkari. Wah aku kira kayaknya DJ udah gampang ngalahin ini Bhayangkari. Ternyata susah! Abas DJ saling berkejar skor dengan Bhayangkari mulai dari quarter pertama. Bahkan (kalo gak salah) akhir quarter dua kedudukannya seimbang. Suasana makin meriah dan ramai, dan pastinya....sumuk! :D

Tibalah pada dua quarter terakhir. Dalam dua quarter terakhir, kedua kubu masih saling berkejar skor. Dan pada akhirnya, Khadijah menang! Khadijah menang satu bola dengan Bhayangkari, 28-26. Sontak seluruh suporter bersorak dan para anak basket DJ selebrasi di lapangan.

(Photo : Jabbar, yang langganan kefoto).

Pertandingan berikutnya melawan Petra 5, yang Pak Warfin sebut sebagai
lawan berat di Grup F. Ternyata, di tangan dingin Pak Warfin yang sedang dingin-dinginnya, Perta 5 kalah (agak) jauh dengan Khadijah! Subhanallah Luar biasa!

”SMA Petra 5 merupakan lawan paling kuat di grup. Kami bersyukur bisa membuat kejutan dengan mengalahkan mereka dan akhirnya lolos ke playoff. Kemenangan itu merupakan buah kerja keras anak-anak. Dan lolos ke playoff ini sudah ditunggutunggu sejak lama,” ujar Antonius Warfin, pelatih Khadijah, dikutip dari situs DBL Indonesia (21/06).

Lalu pada akhirnya, Khadijah lolos ke babak Sweet Sixteen (Playoff) DBL 2011 setelah menang melawan SMAN 14 Surabaya. Suporter yang masih setia dari pertandingan ke pertandingan pun bersorak gembira, dan Abas kembali berselebrasi di lapangan dengan sujud syukur. Inilah, Playoff pertama DJ!!






and finally Sweet Sixteen for the 1st Time! Congratz!!

Especially Dedicated to :


Mr. Antonius Warfin
our beloved Basketball Coach (y)

Read More and Comments

17 Desember 2010

Movie Magic : Time to Move to Another New Concept! (Detcon 2010 - Part 3 end)


Dengan diumumkannya tema DetEksi-con (Detcon) tahun depan, 2011, maka berakhirlah rangkaian pameran mading dan segala acara di venue Detcon, SSCC PTC, Surabaya. Dipamungkasi juga oleh pengumuman Journalist Blog Competition 9JBC) maka Detcon 2010 benar-benar telah selesai.

Tema tahun depan adalah Movie Magic. Kalo kata Mas Azrul, "dengan film, kita bisa tertawa, menangis, terharu." Tema yang kelihatannya seru, dan kelihatannya akan lebih banyak menguras tenaga, pikiran, dan pastinya MATERI --kasihan juga yang nantinya gak menang, kalah sama sekolah-sekolah "nyentrik" (baca part sebelumnya) tersebut, hehehe.

Tapi untuk part terakhir ini, aku akan dikit membahas tentang sekolah-sekolah yang menang Detcon atau apapun dari Detcon kemarin, atau malah gak bahas sama sekali. Yang mau aku "kuliti" disini adalah tentang konsep Detcon yang sampai saat ini kayaknya makin terlihat sedikit membosankan. Bahkan, yang biasanya "selalu ada yang baru" malah waktu Detcon 2010 ini sedikit sekali perubahan yang ada. Palingan ya yang diberangkatin ke Aussie jadi belasan lebih lah (lupa pastinya berapa, hehehe).

***

Dalam beberapa halaman Jawa Pos, terutama DetEksi, selalu membahas kesuksesan dan kemeriahan Detcon di venue. Aku akui memang meriah sekali, asyik, bahkan Detcon bisa lebih berkesan ketimbang produk DetEksi yang lain (DBL, red). Banyak yang terjadi didalamnya, dari pra sampai pasca Detcon, gak ada yang terlupakan --sekalipun itu kenangan pahit seperti ditolak cewek incaran kayak aku, hehehe. Sekalipun Detcon tidak seru dan sedikit perubahan yang terjadi didalamnya --seperti Detcon 2010 ini, tetap Detcon menjadi tempat hangout, kumpul-kumpul bareng temen, pacaran, jalan-jalan bareng keluarga, dan lain-lain.

Namun kalo berdasarkan feel-ku dan adik-adik kelasku yang aku bantu bimbing, juga temen-temen sesama alumni yang datang ke Detcon kemarin rasanya ada sesuatu yang bikin gak seru. Entah apa itu.

Tapi aku coba amati, dari mulai berita di koran sampai di venue sendiri. Ternyata ada poin-poin pening yang harus digaris bawahi oleh panitia dari DetEksi, dan mungkin semoga bisa jadi bahan evaluasi agar aku dan teman-temanku gak bosen ngikut Detcon, walau hanya sekedar "absen". Hehehehe....

***

Detcon tahun ini nampaknya hampir sama dengan Detcon tahun kemarin. Tiada perubahan yang berarti. Semua sama. Paling yang berubah hanya yang ke Aussie berapa, terus soal panggung dan layout venue keseluruhan. Tapi cara-cara DetEksi membuat kehebohan masih sama saja, juga dari sisi acara yang belum ada perubahan yang berarti. Semua masih sama.

Coba kita lihat DBL. Tiap tahun ada saja yang baru, yang membuat kompetisi itu heboh dari kota ke kota. Bahkan tiap tahun makin banyak kota yang meminta dipijaki oleh DBL Indonesia. Perkembangannya cukup signifikan. Bahkan sang commisioner Azrul Ananda menjadi calon kuat ketum Perbasi karena dedikasinya yang tinggi di dunia perbasketan Indonesia.

Nah ini yang kudu digarisbawahi. Jikalau Azrul terpilih sebagai ketum Perbasi, apakah tidak tambah sibukkah beliau? Apalagi beliau saat ini lebih dikenal sebagai commisioner DBL, bukan Detcon. Bisa kita bayangkan dan terka sendiri, bila nanti beliau jadi ketum Perbasi, apakah beliau masih bisa "menuntun" Detcon untuk lebih maju? Abi-nya saja, Dahlan Iskan harus melepas jabatannya sebagai CEO Jawa Pos hanya untuk menjadi Dirut PLN sepenuhnya. Haruskah nantinya Azrul harus melepas DetEksi secara bertahap hanya untuk menseriusi basket? Kalau memang begitu, ini berarti pertanda munculnya point of diminishing return (titik kebosanan) dalam Detcon yang pernah dibilang Azrul sendiri.

Yang paling penting adalah konsep. Nah, dalam setiap event Detcon yang selalu tak lepas aku ikuti selalu ada perubahan tiap tahunnya, dan perubahan tersebut selalu disambut positif oleh peminat-peminatnya. Namun kali ini sepertinya hampir tidak ada perubahan yang berarti didalam tubuh Detcon. Isi acaranya masih sama, cuma ditambah-tambahi oleh supporting event yang sudah ada, seperti Pop Group yang dulunya khusus SMP sekarang SMA juga ada. Bagaimanapun itu, Pop Group tetap Pop Group. Setahuku cuma itu isi acara yang ada tambahan ataupun perubahan, selain itu hampir tidak ada yang bikin heboh seperti event-event DetEksi biasanya.

Nah, kalau DetEksi tetap mempertahankan konsep Detcon sama seperti itu terus, itu berarti mereka akan melaukan "bunuh diri", karena konsumen sudah terbiasa dengan perubahan yang heboh dalam Detcon. tapi disaat tidak ada perubahan itu sama saja mengurangi penggemar Detcon ini. Sekalipun DetEksi nantinya membuat berita yang "narsis" --walaupun tidak benar-- hanya untuk menarik pengunjung.

Mungkin yang utama saat ini cuma konsep acara. Konsep acara Detcon harus terus berubah demi eksistensi Detcon. Jangan cuma DBL yang terus berkembang, ingat, kita masih punya Detcon yang harus 2 langkah lebih maju agar bisa menyamakan "kegilaan"DBL. Walaupun D dari DBL sudah bukan berarti "Deteksi" lagi, tapi logonya masih memuat Si Det yang bermain basket. Itu berarti Detcon dan DBL masih satu kesatuan yang harus berjalan bersamaan. Tentang Azrul Ananda, bukannya aku tidak memihak lagi kepada beliau bukan. Aku lebih memilih Azrul tidak menjadi ketum Perbasi agar masih bisa menaungi Detcon dan DBL lebih dalam. Cukup sampai NBL saja, toh ya takut juga Azrul kecapekan dan kekurangan waktu untuk memikirkan semua aset yang dimilikinya.

Det, aku tantang dirimu! Tahun 2011 harus ada perubahan agar aku dan kerabat-kerabatku tidak bosan menghabiskan seluruh tenaga, pikiran, dan -sekali lagi- materi untuk Detcon. Go DetEksi, Go Azrul! (end)
Read More and Comments

30 November 2010

The Wonder Guys (Detcon 2010 - part 2)

lagi ngangkut mading ke Grapen ini :)

DetEksi-Con 2k10 memang sudah berakhir 28 November lalu, namun kenangan didalam event tersebut masih terasa begitu hebatnya sampai saat ini. Apalagi mengingat sekolah yang saya bantu pembinaannya dapat menggondol 2 medali, yaitu 5 mading pengumpul pertama (Bronze) dan Top Ten Gold (Emas)! Sebuah pencapaian yang luar biasa bagi SMA Khadijah, khususnya Mading KAOSt. Karena pada angkatan-angkatan KAOSt sebelumnya belum pernah mendapat penghargaan paling tinggi seperti ini. Inilah yang membuat saya percaya terus membantu mereka, tak peduli ujung-ujungnya bakalan menang atau kalah. Karena saya juga percaya bahwa angkatan tahun ini adalah angkatan yang bisa saya sebut The Wonder Guys.

***

Semua berawal pada Agustus 2010. Oleh permintaan mantan ketua mading, Istiqomah, dan angkatan KAOST sebelumnya, akhirnya saya merelakan beberapa waktu saya untuk membantu hal-hal yang rumit pada sebagian mading. Dalam hal ini, 3D adalah mading yang paling banyak kerumitannya, apalagi soal kerangka. Selain itu, Bu Dian selaku pembina mading juga jarang datang dikarenakan kesibukan beliau. Jadi selain saya datang membantu anak-anak, saya juga berniat membantu beliau.

Selain membantu hal rumit dalam mading 3D, saya punya hasrat lain untuk menjadikan komunitas yang sangat berarti dalam hidup saya selama di SMA ini lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Saya bersama anak-anak mading mencoba metode baru pencarian ide, penulisan proposal, dan dalam hal lainnya. Dengan harapan, semoga semuanya lancar dan berjalan seperti rencana :)

Minggu pertama sebelum Ramadhan; agendanya adalah mencari ide untuk mading 3D dulu. Hei, itu kali pertama saya berembug bersama Mading KAOSt sebagai alumni DJ! Saya amat bangga sudah dipercaya sama anak-anak, karena itu saya percaya mereka bisa melakukan semua ini sesuai rencana.

Waktu berdiskusi itu, saya merasa sangat tua didalam forum itu. huhuhu, sedih memang menerima kenyataan bahwa umur membatasi semuanya. Tapi kok saya nggak bisa berlaku seperti orang 'tua' sesungguhnya ya? Saya lebih suka bercanda bersama mereka ketimbang harus terlalu serius, hahaha....

Dan dari diskusi 2,5-3 jam itu, tercetuslah dua buah kata kunci untuk mading 3D ini, yakni Punokawan dan Opera van Java. Keduanya memiliki suara yang sama kuatnya, namun dasar anak-anak idenya banyak, akhirnya kedua "unsur" itu digabung.

Mengapa Punokawan? Punokawan dalam dunia pewayangan adalah 4 sekawan (Petruk, Gareng, Semar, dan Bagong) yang selalu melucu, tapi juga bijak. Yang kemudian kita gabungkan bersama Opera van Java, guyonan bermodel wayang orang modern. Dan pada akhirnya, lahirlah "Detcon van Java" ini!

Untuk mading Gerak saya tidak terlalu tahu karena mereka bisa mengatasinya sendiri, dengan bantuan anak-anak TIK. Namun dengan cara diskusi yang sama dengan penentuan ide 3D, akhirnya mengambil tokoh-tokoh kartun yang terkenal di kalangan anak-anak SD hingga dewasa yang sangat lucu. Dan lahirlah "Detcon Fantasy" :)

***

Masih dalam minggu pertama, pengerjaan mading pun dimulai. Untuk mading 3D, dimulailah dengan pengerjaan kerangka. Inilah hal tersulit bagi anak-anak sampai meminta bantuan kepada saya. Karena memang cuma sedikit anak-anak yang mempunyai ilmu di bidang "pertukangan", akhirnya dipanggil juga tenaga alumni yang lebih tua dari saya. Mereka adalah Mas Aziz dan Mas Qodir, duo kakak beradik kembar. Sebut saja mereka Maskembar. hehehe....

Alhamdulillah, pengerjaan kerangka mading ini lebih cepat daripada yang tahun lalu. Kalau dulu kerangka yang dibikin 3-5 hari belum selesai, kini sudah selesai dalam kurun waktu 1 hari kurang!

Saya dan Maskembar memberikan pengarahan --yang terkadang ikut kerja, teman-teman yang melanjutkan dan mengerjakan sebagian besar kerangka itu. Ternyata mereka sudah bisa, hahaha! Dari sini juga kepercayaan saya terhadap anak-anak tahun ini makin tinggi.

Kerangka ini dikerjakan hampir 1-2 minggu, dengan berbagai kendala yang ada. Alhamdulillah semuanya beres, tinggal dipermak kerangka ini. Agar dapat memenuhi salah satu persyaratan pendaftaran yaitu "mading mudah dibawa dan dipindah kemana-mana", Detcon van Java dipecah menjadi 3 bagian.

Pertama bagian background, kedua pinball, ketiga kerangka dasar dibawah pinball. Agar lebih mudah lagi, bagian bawah mading kita beri roda agar lebih mudah dipindahkan.

Sek, pasti banyak yang pengen tahu mengapa pinball, kan? Pinball sebenarnya hanyalah ide bersama, agar mading ini lebih interaktif kepada pengunjung. Kalau ingin main tinggal luncurkan bola, dan bola itu nantinya masuk ke salah satu goal diujung track, dan disetiap track itu ada sebuah tantangan lucu. Inilah hal yang menarik perhatian 1000 lebih pengunjung mading kita dalam 10 hari pameran.

***

H-6 hari pertama pembukaan pengumpulan mading; saat itu saya masih dalam perjalanan pulang dari kampus. Hari itu saya pulang sore karena ada beberapa tugas yang harus diasistensi sama dosen ataupun asdos, jadi khusus hari itu saya tidak bisa hadir menemani untuk membantu. Toh, semua pernak pernik, hiasan tambahan lain, dan artikel-artikel sudah tertempel rapi, jadi saa juga agak jarang ke sekolah minggu-minggu itu.

Tiba-tiba, di kala maghrib menjelang, handphone bergetar 3 kali tanda SMS masuk. Kalau saya berkendara jarang pegang HP untuk sekedar balas SMS, apalagi angkat telepon, takut aja saya celaka dan tidak bisa lanjut kuliah dan membina anak-anak, jadi saya baru ngeluarin HP dari kantong ketika lampu merah.

Saya dapat SMS dari Ajeng, pesannya berbunyi "Mas, di Graha Pena sudah ada 4 mading yang terkumpul." Alamak! Langsung saja tanpa pikir panjang aku balas SMS-nya, "Langsung panggil pickup!!"

Sekedar memberitahu, kita dari Mading KAOSt selalu mengawasi basement Graha Pena, tempat biasanya mading-mading dikumpulkan. Selama satu minggu anak-anak harus bergantian mengawasi beberapa titik di Graha Pena yang jadi "jalur mading", termasuk parkir basement Grapen -sebutan Graha Pena. Kemudian anak-anak sudah saya minta untuk mempersiapkan pickup lebih awal agar bisa menanggulangi kejadian seperti ini. Dan tujuan dari semua ini adalah menjadi 5 mading yang dikumpulkan pertama; cita-cita angkatan-angkatan Mading KAOSt sebelumnya.

Saat memanggil pickup, ada sedikit kendala pada pickup, yakni mogok didepan Wonokromo! Langsung anak-anak memanggil opsi pickup lainnya, agar ada backup. Selama 45 menit tersebut kita menunggu mana pickup yang duluan datang, alhamdulillah jam 20.00 WIB yang datang duluan adalah pickup yang mogok tersebut. Jadilah kita mengirim mading malam itu, demi impian bersama.

Ternyata setelah sampai sana kita mendapat urutan antrian ke-4. Loh, katanya tadi 4 mading? "Iya, sekolah satunya ternyata cuma tanya-tanya," kata Ajeng. Ya sudah, alhamdulillah pokoknya jalan menuju 5 pengumpul pertama telah terbuka lebar :)

Dalam 5 malam 5 hari itu anak-anak bergantian menjaga mading yang berada di Grapen. Yang paling membuat saya gusar terhadap hasil jerih payah anak-anak ini adalah tidak mendapat izin dari sekolah untuk menjaga mading diwaktu jam sekolah. Baru dapat izin setelah ada kerusakan atau terjadi sesuatu. Wah, berarti nunggu ada masalah dulu ya?

Tapi akhirnya terjadi juga hal yang tidak diinginkan : mading dan stop kontak telah berpindah tempat. Stop kontak yang dibawa ke Grapen menghilang! Alhasil sabtu pagi anak-anak dapat izin untuk menjaga madingnya, sampai pada malam pengumpulan.

Sebelum pengumpulan itu, saya minta ke anak-anak yang membawa formulir dan kelengkapan syarat pendaftaran untuk memeriksanya dengan teliti setiap 1 jam agar kita benar-benar mendapat posisi 5 pengumpul pertama tersebut. Merepotkan memang memeriksa tiap waktu, tapi itu semua demi impian bersama :)

Pada malam pengumpulan itu, saya tidak bisa menemani sampai tengah malam berhubung sudah ada panggilan dari rumah bahwa gerbang mau dikunci. huhuhu. Akhirnya aku mengontrol lewat SMS, Twitter, dan Facebook. Saya bakal online terus sampai ada kabar.

Jam 00.00 WIB telah lewat, dan saya menanyakan Bizar, yang malam itu ikut menjaga dan mengantarkan mading menuju pengumpul pertama, apakah berhasil atau tidak. Dan kabar baik, "kita dapet nomer 3 mas," kata Bizar dalam SMS. Alhamdulillah, great job, guys!

***

Hari-hari konvensi pun datang. Syukur madingnya anak-anak lumayan ramai, pengunjung yang datang sedang pada asyik bermain dengan pinball tersebut. Selain itu, Detcon tahun ini adalah Detcon paling sukses bagi Mading KAOSt. Semuanya serba perdana.

Selain pertama kali menjadi 5 pengumpul pertama, tahun ini juga pertama kali anak-anak maju untuk kampanye di panggung. Walau tidak terlalu wah, tapi yang penting anak-anak berhasil untuk melakukannya.

Selain mading, kompetisi lain pun berhasil dirajai oleh SMA Khadijah. Pada Red-A DetEksi Model, model kita Diajeng Absarin Qisty berhasil masuk 5 besar. Dan ketika diajukan pertanyaan untuk 5 besar, Ajeng mendapat pertanyaan dari orang spesial pada malam itu, Azrul Ananda! Walau hanya sampai 5 besar, itu sudah prestasi yang bagus untuk Ajeng, juga Khadijah.

***

Tiba saatnya hari dimana saya akan jarang bertemu dengan para wonder guys ini, yaitu pengumuman pemenang. Hari inilah yang akan selalu akan saya kenang sebagai hari bersejarah bagi Mading KAOSt.

Pengumuman pemenang kompetisi-kompetisi dibuka jam 16.00 WIB, diawali dengan kompetisi SMP. Alhamdulillah, SMP Khadijah, yang satu rumpun dengan SMA Khadijah kembali berhasil menggondol piala Top Ten untuk mading Abu Nawas.

Waktu pertama kali melihat mading on-the-spot (MOS) SMP Khadijah ini memang bagus secara keseluruhan. Tetap enak untuk membaca artikel, karena semua artikel dibendel menjadi satu agar mudah dibaca. Dan satu fakta menarik ketika saya membaca mading Abu Nawas ini adalah bahwa saya baru tahu bahwa tokoh Abu Nawas itu memang pernah hidup dan benar-benar ada!

Itulah point terbesar (dan terlucu) yang membuat saya yakin mading buatan SMP tempat saya dulu bersekolah ini bakal kembali meraih penghargaan. Fakta lucu lainnya adalah saya baru tahu kalau ada lampu model obor, dan mereka memakainya. Saya sempat mengamati lampu itu selama kurang lebih setengah menit seperti orang bodoh, karena ya saya memang baru tahu ada lampu model begitu. Hahahaha! Sekali lagi, selamat buat SMP Khadijah. Abadikan mading kalian kembali di perpustakaan :)

Akhirnya tiba waktunya pengumuman kompetisi SMA. Untuk permulaan, kita sudah membawa turun medali perunggu atas pencapaian 5 pengumpul pertama. Tujuan kita menjadi 5 pengumpul pertama adalah sebagai penghargaan cadangan, bisa disebut juga cadangan semangat buat anak-anak mading dikala kita tidak dapat meraih penghargaan lain.

Ketika disebutkan penghargaan untuk mading gerak, kita sudah mulai berdoa.
Best Five Bronze belum disebutin, tetep doa.
Best Five Silver belum juga disebutin, tetep doa.
Best Five Gold nggak juga disebutin? Ya Sudahlah....

Custom Shoes? Lewat! Kita tahun ini tidak mengikutinya. Saya harap tahun depan ada anak-anak yang bener-bener niat untuk mengikutinya. Amin.

Dan tiba juga disaat penghargaan Top Ten-Top Ten untuk mading 2D dan/atau 3D. Kita berdoa untuk kedua mading ujung tombak terakhir ini, semoga ada yang tembus. Tapi kita malah kebanyakan berdoa untuk 3D, soalnya kita bener-bener yakin bakal tembus. Terutama anak-anak, terlihat wajah serius dan doa selalu terucap dari mereka. Tak lupa mereka juga tetap tersenyum.

Pertama-tama disebutkan pemenang-pemenang Top Ten Bronze oleh Azrul Ananda dan Aziz Hasibuan, dua petinggi DetEksi saat ini. Kita berharapa minimal bronze atau silver lah, tapi ternyata sampai Top Ten Silver, Detcon van Java tidak juga disebutkan. Akhirnya Top Ten Gold mulai disebutkan satu persatu pemenangnya.

Sampai 9 sekolah pemenang Gold kita belum juga disebutkan, saya wes pasrah. Saat itu saya bilang ke anak-anak, "satu piala ae legowo yo, rek?"

Mereka hanya mengangguk sambil tersenyum dengan tetap berdoa.

Disebelah saya ada Rangga, anak paling enerjik se-KAOSt. Kalo lari dan ndusel itu nomor satu dia. Aku berkata ke dia, "koyoke wes gak iki, ngga."

Tapi dia menjawab, "wes mas optimis ae, kosong kosong tiga (003)!!" tanggap dia dengan dilanjutkan teriak nomor mading 3D ke panggung.

Alhamdulillah, saya yang pasrah ini dikalahkan dengan keoptimisan anak-anak, Doa kita berhasil. Kita mendapat TOP TEN GOLD! Akhirnya, penghargaan yang paling langka bagi KAOSt diraih juga. Betapa girangnya anak-anak ketika menerima kenyataan ini, sampai-sampai si Istiqomah dan Icha nangis. Seolah air mata mereka mengeluarkan kembali segala memori kerja keras kita selama sebulan lebih yang telah terbayar lunas, tuntas :)

Ini berarti kita mendapat kesempatan yang sama dengan peraih Gold lain untuk ujian menuju Aussie. Kalau dapat betapa bangganya saya kepada anak-anak yang saya banggakan, kalau tidak ya sudahlah. It's just a game, ada yang menang, tapi juga ada yang kalah.

Terlepas dari prestasi anak-anak ini, ternyata Detcon 2k10 ini ternyata bukanlah Detcon terakhir (lihat part 1). Tema tahun depan adalah Movie Magic, dimana kita akan melihat keajaiban dari sebuah film akan dibahas di tahun depan. Semoga tahun depan masih bisa bertemu kalian lagi, para wonder guys!

Veni Vidi Pici. Kita datang, kita bertanding, kita menang :)


madingnya Barunawati, apik iki
Ahiiii, vokalise Gomenasai XD
Mading 2D SMA Khadijah
Model kita, Diajeng Absarin Qisty
Vierra
Andra and The Backbone
Inbek :D
akhirnya, alhamdulillah :)
Read More and Comments

18 November 2010

2010 Detcon terakhir? (Detcon 2010 - Part 1)

Inilah 3 patah kata yang terlintas di pikiranku saat ini. Agak kontroversial memang, apalagi hari ini sudah dibuka pameran mading terbesar di Indonesia timur ini. Tapi kalo aku pikir lagi secara logika mungkin bisa jadi benar perasaanku ini. Detcon tahun ini terakhir.

Wah, gak bisa dibayangin lagi kalo Detcon berakhir. Kemana lagi anak muda hangout bareng temen, pacar, dan keluarga di akhir tahun ini. Kemana lagi para calon peserta mading akan menyalurkan karyanya ke tingkat yang lebih tinggi. Aku akui, Detcon lebih enak dibuat kumpul-kumpul bareng kolega ketimbang DBL yang lebih sukses.

Detcon di mataku punya banyak cerita, dan kenangan yang bersifat abadi. Mulai kenalan sama anak, buat Newspaper Design (yang sekarang diganti mading Gerak), kampanye mading, belajar bersama kakak-kakak kelas, dan lainnya. Semuanya takkan tergantikan :)

Tapi kalau sampai Detcon berakhir itu berarti sama saja "membunuh" kreatifitas anak muda dan tidak ada lagi tempat cozy untuk bercanda bareng dan membuat kenangan, mulai pengiriman mading sampai pengumuman pemenang.

Berkali-kali Azrul Ananda bermain-main dengan anak-anak muda SMP sampai SMA sebelum pengumuman pemenang mading, tiap tahunnya di sela pidatonya dengan kata seperti ini, "Siapa yang pengen Detcon lanjut?"

Lantas semua angkat tangan, walau ada yang tidak mengangkat. Kemudian Azrul bercanda, "karena yang angkat tangan sedikit, tahun depan Detcon tidak ada," semua penonton pun berteriak nada kecewa. Tapi toh nyatanya sampai sekarang masih eksis, ya kan?

Walaupun di akhir konvensi Azrul selalu mengumumkan tema tahun depan dan menjelaskan dari awal sejarah Detcon, tapi ada suatu hari nanti kelak Detcon akan ditiadakan. Masih ingat dengan buku katalog mading warna hitam yang bertajuk "Deteksi Mading Championship"? Disitu ada tulisan Azrul Ananda tentang sejarah dan suka duka Detcon yang pernah dimuat di Metropolis, tepatnya di bawah header pada tahun 2008.

Diantaranya Azrul menulis yang kalau tidak salah (berarti benar) bunyinya begini, "DetEksi bertahan karena antusiasme penggemarnya. Lewat Detcon dan DBL, DetEksi dapat bertahan melalui waktu. Namun karena waktu juga akan ada point of diminishing return (tingkat kebosanan). Entah nantinya DetEksi akan tetap bertahan karena DBL atau Detcon atau sesuatu yang baru, yang penting masih bisa berkomunikasi dengan penggemarnya."

Nah, di suatu kesempatan, ada yang pernah berkata (kalau tidak salah Azrul yang bilang :)) bahwa event DetEksi akan berhenti jika antusiasme berkurang. Lihat DetEksi Party yang tamat pada 2006 karena mulai berkurang antusiasmenya. Hanya berkurang sedikit kepopulerannya, DetEksi langsung mengakhiri event besar tersebut.

Sekarang aku melihat antusiasme pengumpul mading tahun ini berkurang. Kemarin ketika ikut mengantarkan mengumpulkan mading 3D --yang akhirnya dapat 5 pengumpul pertama, pada pukul 22.30 WIB basement masih seperti 1-2 hari yang lalu keramaian madingnya. Kalau yang tahun lalu jam segitu sampai jam 00.00 WIB lewat mengalir terus pengumpulnya. Kemarin itu mandek sampek jam segitu-itu.

Sama seperti pengiriman mading ke PTC (loading), keramaiannya biasa. Gak heboh. Selain itu, yang bisa kita pakai sebagai tolok ukur kesuksesan Detcon bisa dilihat di Metropolis Jawa Pos setiap harinya. Pada tahun-tahun sebelumnya, jika pengumpul mading jumlahnya meningkat dan memecahkan rekor tahun-tahun sebelumnya langsung dimuat sebagai bentuk kebanggaan. Aku lho, yang baca Jawa Pos tiap hari tiap pagi blas gak ada berita tentang peningkatan rekor pengumpul mading.

Ketakutanku akan berakhirnya Detcon bertambah karena ada kabar bahwa tim jurnalistik SMK PGRI 1 Gresik, Madkresi, tahun 2010 ini adalah tahun terakhir mengikuti Detcon! Padahal mereka juara bertahan, gak pernah absen ikut Detcon. Berkali-kali masuk Top Ten dan memenangkan Best School. Pada mau tahu kenapa sebabnya?

Pada tahun 2009 lalu, sistem pemenangan trofi John & Chris Mohn (Best School) diubah. Yang dulu dari akumulasi nilai ketiga mading dari tiap sekolah, tapi sejak saat itu diubah menjadi banyak-banyakan medali, jadi seperti olimpiade.

Menarik sih, bentuk medalinya juga tidak kepikiran bagaimana bentuknya. ternyata patung Det dari Perak, Emas, Perunggu memegang bulatan medali. So out of the box. Tapi jadi lebih memaksa kita untuk meraih semua medali tersebut. Yang dulunya juara bertahan jadi jatuh karena perubahan sistem, seperti Madkresi.

Madkresi tiap tahun tidak pernah absen dari Top Ten, bahkan sesekali dua kali berkali-kali dapat Best School. Karena harus banyak-banyakan medali, Madkresi kalah. Tahun lalu, hanya mading 3D saja yang menang Top Ten Gold Medal. Selain itu tidak ada lagi.

Mereka telah mewakilkan model tapi kalah, begitu juga pada supporting event lainnya kecuali jurnalis blog. Alhasil gelar Best School direbut oleh "sekolah-sekolah-yang-nyentrik", sekolah yang bikin sekolah lain geregetan karena ulah sekolah-sekolah tersebut. Tahu kan yang aku maksud? hehehehe....

Mungkin ini keputusan yang besar bagi Madkresi dan keluarga besar SMK PGRI 1 Gresik, tapi mau bagaimana lagi. Mungkin dipikiran mereka, kalau mereka terus ikut lomba semacam Detcon tidak membawa kemenangan banyak mendingan disudahi saja daripada rugi. I'm sorry to hear that, brothers.

Dari kesimpulanku diatas, mungkin sekarang masih banyak yang tidak ingin Detcon berakhir. Ya, itu termasuk aku. Tapi sekali lagi diatas hanya sebuah pendapat. Terima silakan, tidak tak apa-apa. Toh aku juga masih berharap Detcon terus ada sampai Azrul Ananda berjenggot. Karena kelak jika ku punya anak, aku akan menyuruh anak-anakku untuk ikut Detcon. Dan aku akan bilang pada mereka, "ini lho nak, dulu bapak juga seperti ini. Lanjutkan ya :)"
Read More and Comments

27 Juli 2010

TV Head for DJ :)




Hem, kalo kalian lihat koran Jawa Pos hari minggu, tanggal 25 Juli 2010, halaman 35, tepatnya DetEksi yang memberitakan tentang DBL, lihatlah ke kolom foto-foto paling bawah. Cari orang yang kepalanya memakai TV dari kardus, yang membentangkan tulisan Thank You.

Ya itu aku! hehehe.
Kostum yang saya buat bukan asal membuat kehebohan di DBL Arena dan juga diantara suporter, namun saya memiliki maksud tersendiri dan memiliki makna daripada kostum kepala itu.

***

Minggu siang, 14 Februari 2010 mungkin menjadi hari yang bakal diingat oleh seluruh anak basket, cheers, dan suporter SMA Khadijah. Hari itu, di DBL Arena, tim basket putra DJ (sebutan sekolah kami) lolos ke babak utama. Jumlah suporter yang hampir mendekati 100 itu meletuskan balon hati dengan tangan mereka sendiri (karena saat itu bertepatan dengan hari Valentine, walaupun kita "tak sudi" untuk merayakannya :) . Lantas kita berteriak girang, saat papan bertuliskan "Babak Utama" dipegang oleh tim basket putra DJ.

Saat lolos babak utama

Keadaan basket DJ saat ini jauh berbeda jika dibandingkan 1 tahun lalu saat tim basket putra DJ gagal lolos menembus babak utama di laga penyisihan melawan SMAN 1 Waru Sidoarjo. Ditambah dengan tim putri yang tidak lolos waiting list, dan diperparah oleh penonton asal DJ yang datang tanpa membawa dukungan penuh.

Kedua, Keadaan DJ saat tidak langsung masuk babak utama di DBL 2009 adalah karena kekalahan 3 kali berturut-turut di pertandingan babak utama di DBL 2008, Begitupun tim cewek. Mungkin karena sebab-sebab itulah orang-orang, bahkan orang dalam DJ sendiri mengecap bahwa, "Basket DJ kalahan!"

Keadaan berubah 180 derajat saat DJ kembali berlaga di babak penyisihan DBL tahun ini (2010). Entah ada angin apa, animo arek-arek DJ terhadap tim basketnya sangat besar. Dari siswa sampai guru datang menyaksikan, juga meneriakkan dukungan terhadap tim basket putra dan putri DJ. Dugaan sementara sih, karena ketua OSIS-nya anak basket :D

Ini nih ketua OSIS SMA Khadijah (2009-2010), Aqilah Luthfiyah :D

Teriakkan arek-arek membawa hasil. Tim putra masuk babak utama! Teriakan gembira dari kubu DJ membahana setelah mengalahkan SMAN 13 Surabaya dan St. Hendrikus Surabaya di laga minggu lalu. Kabar buruknya, tim putri tidak masuk babak utama. Namun, senyum yang terpancar dari seluruh tim basket putri sama sekali tidak menunjukkan kalau mereka telah kalah.

***

Prinsip saya bila berpartisipasi dalam event-event DetEksi (tertanda 2009), bahwa saya harus berusaha membuat heboh. Minimal diliput sama jurnalis lah, itu sudah cukup. Eits, bukan meghebohkan seperti memasak di arena atau meledakkan elpiji 3 kilo. Tapi heboh dalam hal meng-entertaining orang-orang yang melihat saya.

Terakhir saya membuat heboh di event Detcon 2k9. Saat itu, tidak peduli seperti apa bentuk mading sekolah saya, saya berpromosi dengan cara memakai kostum pocong dan berkeliling area konvensi. Saya tidak sendirian, bersama adik-adik kelas saya bergantian menjadi pocong. Berhasil, puluhan orang telah kami buat takut, lucu, serta girang. Tak jarang menjadi newsmaker di blog jurnalis. Yang paling aku ingat adalah saat menonton Alexa memakai kostum pocong didekat panggung dan dipotret oleh seorang fotografer asal SMA Muhammadiyah (berapa lupa, hehe) yang diposting ke blog jurnalis.

Pada babak utama ini, mumpung SMA saya masuk babak utama, saya meriahkan dengan sebuah kostum. Biasa namun menjadi daya tarik : TV Head (kepala TV).

Saya berada di tengah-tengah kegaduhan arek-arek DJ yang meneriakkan dukungan bagi tim basket putra. Tiap pertandingan saya selalu bertekad untuk memakainya, walaupun didalam sangat panas sekali. hahaha.

Tiap pertandingan, dandanan TV yang saya kenakan selalu berganti dandanan pada 3 kali laga SMA DJ berturut-turut. Pertama, "TV" saya masih pure kardus, dengan garis alis yang menantang. Kedua, di laga melawan SMAN 1 Sidoarjo, memakai kacamata 3D. Dan di laga terakhir, bodi TV saya lapisi dengan motif batik. Dandanan terakhir ini yang masuk koran, difoto oleh Mr. Barrel. hoahahaha.

MAKNA
Ada makna tersendiri mengapa saya memilih TV Head sebagai kostum saya.

Anda tahu kalau TV sekarang hampir tidak ada seorangpun yang tidak memilikinya. Semua suka menonton TV. Milyaran orang didunia menonton TV walau berbeda channel. Nah, "TV" yang saya kenakan adalah sebuah simbol kebangkitan basket DJ. Yang dulunya tidak pernah "ditonton" banyak orang, sekarang banyak yang menyaksikan pertandingan mereka.

TV itu juga ungkapan rasa bangga saya sudah bisa dengan sepenuh hati mendukung basket DJ. Kalau saya tidak punya rasa bangga terhadap teman-teman, mungkin TV itu tak akan kupakai. Walaupun akhirnya tim putra kalah di klasemen dan tidak lolos playoff, saya tidak merasa tim basket yang saya dukung itu kalah. Tidak ada beban sama sekali. Mungkin ratusan orang yang datang dan berteriak mendukung DJ saat itu juga merasakan hal yang sama, mungkin.

Di backstage, saya mengungkapkan secara pribadi ke Pak Warvin, "makasih pak, baru kali ini saya benar-benar bangga mendukung basket DJ. Gak berasa kalah."

Pak Warvin cuma balas dengan senyum dan ketawa kecil. Yah semoga tahun depan, prestasinya lebih maju lagi basket DJ. Tetap semangat!
Read More and Comments