30 November 2010

The Wonder Guys (Detcon 2010 - part 2)

lagi ngangkut mading ke Grapen ini :)

DetEksi-Con 2k10 memang sudah berakhir 28 November lalu, namun kenangan didalam event tersebut masih terasa begitu hebatnya sampai saat ini. Apalagi mengingat sekolah yang saya bantu pembinaannya dapat menggondol 2 medali, yaitu 5 mading pengumpul pertama (Bronze) dan Top Ten Gold (Emas)! Sebuah pencapaian yang luar biasa bagi SMA Khadijah, khususnya Mading KAOSt. Karena pada angkatan-angkatan KAOSt sebelumnya belum pernah mendapat penghargaan paling tinggi seperti ini. Inilah yang membuat saya percaya terus membantu mereka, tak peduli ujung-ujungnya bakalan menang atau kalah. Karena saya juga percaya bahwa angkatan tahun ini adalah angkatan yang bisa saya sebut The Wonder Guys.

***

Semua berawal pada Agustus 2010. Oleh permintaan mantan ketua mading, Istiqomah, dan angkatan KAOST sebelumnya, akhirnya saya merelakan beberapa waktu saya untuk membantu hal-hal yang rumit pada sebagian mading. Dalam hal ini, 3D adalah mading yang paling banyak kerumitannya, apalagi soal kerangka. Selain itu, Bu Dian selaku pembina mading juga jarang datang dikarenakan kesibukan beliau. Jadi selain saya datang membantu anak-anak, saya juga berniat membantu beliau.

Selain membantu hal rumit dalam mading 3D, saya punya hasrat lain untuk menjadikan komunitas yang sangat berarti dalam hidup saya selama di SMA ini lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Saya bersama anak-anak mading mencoba metode baru pencarian ide, penulisan proposal, dan dalam hal lainnya. Dengan harapan, semoga semuanya lancar dan berjalan seperti rencana :)

Minggu pertama sebelum Ramadhan; agendanya adalah mencari ide untuk mading 3D dulu. Hei, itu kali pertama saya berembug bersama Mading KAOSt sebagai alumni DJ! Saya amat bangga sudah dipercaya sama anak-anak, karena itu saya percaya mereka bisa melakukan semua ini sesuai rencana.

Waktu berdiskusi itu, saya merasa sangat tua didalam forum itu. huhuhu, sedih memang menerima kenyataan bahwa umur membatasi semuanya. Tapi kok saya nggak bisa berlaku seperti orang 'tua' sesungguhnya ya? Saya lebih suka bercanda bersama mereka ketimbang harus terlalu serius, hahaha....

Dan dari diskusi 2,5-3 jam itu, tercetuslah dua buah kata kunci untuk mading 3D ini, yakni Punokawan dan Opera van Java. Keduanya memiliki suara yang sama kuatnya, namun dasar anak-anak idenya banyak, akhirnya kedua "unsur" itu digabung.

Mengapa Punokawan? Punokawan dalam dunia pewayangan adalah 4 sekawan (Petruk, Gareng, Semar, dan Bagong) yang selalu melucu, tapi juga bijak. Yang kemudian kita gabungkan bersama Opera van Java, guyonan bermodel wayang orang modern. Dan pada akhirnya, lahirlah "Detcon van Java" ini!

Untuk mading Gerak saya tidak terlalu tahu karena mereka bisa mengatasinya sendiri, dengan bantuan anak-anak TIK. Namun dengan cara diskusi yang sama dengan penentuan ide 3D, akhirnya mengambil tokoh-tokoh kartun yang terkenal di kalangan anak-anak SD hingga dewasa yang sangat lucu. Dan lahirlah "Detcon Fantasy" :)

***

Masih dalam minggu pertama, pengerjaan mading pun dimulai. Untuk mading 3D, dimulailah dengan pengerjaan kerangka. Inilah hal tersulit bagi anak-anak sampai meminta bantuan kepada saya. Karena memang cuma sedikit anak-anak yang mempunyai ilmu di bidang "pertukangan", akhirnya dipanggil juga tenaga alumni yang lebih tua dari saya. Mereka adalah Mas Aziz dan Mas Qodir, duo kakak beradik kembar. Sebut saja mereka Maskembar. hehehe....

Alhamdulillah, pengerjaan kerangka mading ini lebih cepat daripada yang tahun lalu. Kalau dulu kerangka yang dibikin 3-5 hari belum selesai, kini sudah selesai dalam kurun waktu 1 hari kurang!

Saya dan Maskembar memberikan pengarahan --yang terkadang ikut kerja, teman-teman yang melanjutkan dan mengerjakan sebagian besar kerangka itu. Ternyata mereka sudah bisa, hahaha! Dari sini juga kepercayaan saya terhadap anak-anak tahun ini makin tinggi.

Kerangka ini dikerjakan hampir 1-2 minggu, dengan berbagai kendala yang ada. Alhamdulillah semuanya beres, tinggal dipermak kerangka ini. Agar dapat memenuhi salah satu persyaratan pendaftaran yaitu "mading mudah dibawa dan dipindah kemana-mana", Detcon van Java dipecah menjadi 3 bagian.

Pertama bagian background, kedua pinball, ketiga kerangka dasar dibawah pinball. Agar lebih mudah lagi, bagian bawah mading kita beri roda agar lebih mudah dipindahkan.

Sek, pasti banyak yang pengen tahu mengapa pinball, kan? Pinball sebenarnya hanyalah ide bersama, agar mading ini lebih interaktif kepada pengunjung. Kalau ingin main tinggal luncurkan bola, dan bola itu nantinya masuk ke salah satu goal diujung track, dan disetiap track itu ada sebuah tantangan lucu. Inilah hal yang menarik perhatian 1000 lebih pengunjung mading kita dalam 10 hari pameran.

***

H-6 hari pertama pembukaan pengumpulan mading; saat itu saya masih dalam perjalanan pulang dari kampus. Hari itu saya pulang sore karena ada beberapa tugas yang harus diasistensi sama dosen ataupun asdos, jadi khusus hari itu saya tidak bisa hadir menemani untuk membantu. Toh, semua pernak pernik, hiasan tambahan lain, dan artikel-artikel sudah tertempel rapi, jadi saa juga agak jarang ke sekolah minggu-minggu itu.

Tiba-tiba, di kala maghrib menjelang, handphone bergetar 3 kali tanda SMS masuk. Kalau saya berkendara jarang pegang HP untuk sekedar balas SMS, apalagi angkat telepon, takut aja saya celaka dan tidak bisa lanjut kuliah dan membina anak-anak, jadi saya baru ngeluarin HP dari kantong ketika lampu merah.

Saya dapat SMS dari Ajeng, pesannya berbunyi "Mas, di Graha Pena sudah ada 4 mading yang terkumpul." Alamak! Langsung saja tanpa pikir panjang aku balas SMS-nya, "Langsung panggil pickup!!"

Sekedar memberitahu, kita dari Mading KAOSt selalu mengawasi basement Graha Pena, tempat biasanya mading-mading dikumpulkan. Selama satu minggu anak-anak harus bergantian mengawasi beberapa titik di Graha Pena yang jadi "jalur mading", termasuk parkir basement Grapen -sebutan Graha Pena. Kemudian anak-anak sudah saya minta untuk mempersiapkan pickup lebih awal agar bisa menanggulangi kejadian seperti ini. Dan tujuan dari semua ini adalah menjadi 5 mading yang dikumpulkan pertama; cita-cita angkatan-angkatan Mading KAOSt sebelumnya.

Saat memanggil pickup, ada sedikit kendala pada pickup, yakni mogok didepan Wonokromo! Langsung anak-anak memanggil opsi pickup lainnya, agar ada backup. Selama 45 menit tersebut kita menunggu mana pickup yang duluan datang, alhamdulillah jam 20.00 WIB yang datang duluan adalah pickup yang mogok tersebut. Jadilah kita mengirim mading malam itu, demi impian bersama.

Ternyata setelah sampai sana kita mendapat urutan antrian ke-4. Loh, katanya tadi 4 mading? "Iya, sekolah satunya ternyata cuma tanya-tanya," kata Ajeng. Ya sudah, alhamdulillah pokoknya jalan menuju 5 pengumpul pertama telah terbuka lebar :)

Dalam 5 malam 5 hari itu anak-anak bergantian menjaga mading yang berada di Grapen. Yang paling membuat saya gusar terhadap hasil jerih payah anak-anak ini adalah tidak mendapat izin dari sekolah untuk menjaga mading diwaktu jam sekolah. Baru dapat izin setelah ada kerusakan atau terjadi sesuatu. Wah, berarti nunggu ada masalah dulu ya?

Tapi akhirnya terjadi juga hal yang tidak diinginkan : mading dan stop kontak telah berpindah tempat. Stop kontak yang dibawa ke Grapen menghilang! Alhasil sabtu pagi anak-anak dapat izin untuk menjaga madingnya, sampai pada malam pengumpulan.

Sebelum pengumpulan itu, saya minta ke anak-anak yang membawa formulir dan kelengkapan syarat pendaftaran untuk memeriksanya dengan teliti setiap 1 jam agar kita benar-benar mendapat posisi 5 pengumpul pertama tersebut. Merepotkan memang memeriksa tiap waktu, tapi itu semua demi impian bersama :)

Pada malam pengumpulan itu, saya tidak bisa menemani sampai tengah malam berhubung sudah ada panggilan dari rumah bahwa gerbang mau dikunci. huhuhu. Akhirnya aku mengontrol lewat SMS, Twitter, dan Facebook. Saya bakal online terus sampai ada kabar.

Jam 00.00 WIB telah lewat, dan saya menanyakan Bizar, yang malam itu ikut menjaga dan mengantarkan mading menuju pengumpul pertama, apakah berhasil atau tidak. Dan kabar baik, "kita dapet nomer 3 mas," kata Bizar dalam SMS. Alhamdulillah, great job, guys!

***

Hari-hari konvensi pun datang. Syukur madingnya anak-anak lumayan ramai, pengunjung yang datang sedang pada asyik bermain dengan pinball tersebut. Selain itu, Detcon tahun ini adalah Detcon paling sukses bagi Mading KAOSt. Semuanya serba perdana.

Selain pertama kali menjadi 5 pengumpul pertama, tahun ini juga pertama kali anak-anak maju untuk kampanye di panggung. Walau tidak terlalu wah, tapi yang penting anak-anak berhasil untuk melakukannya.

Selain mading, kompetisi lain pun berhasil dirajai oleh SMA Khadijah. Pada Red-A DetEksi Model, model kita Diajeng Absarin Qisty berhasil masuk 5 besar. Dan ketika diajukan pertanyaan untuk 5 besar, Ajeng mendapat pertanyaan dari orang spesial pada malam itu, Azrul Ananda! Walau hanya sampai 5 besar, itu sudah prestasi yang bagus untuk Ajeng, juga Khadijah.

***

Tiba saatnya hari dimana saya akan jarang bertemu dengan para wonder guys ini, yaitu pengumuman pemenang. Hari inilah yang akan selalu akan saya kenang sebagai hari bersejarah bagi Mading KAOSt.

Pengumuman pemenang kompetisi-kompetisi dibuka jam 16.00 WIB, diawali dengan kompetisi SMP. Alhamdulillah, SMP Khadijah, yang satu rumpun dengan SMA Khadijah kembali berhasil menggondol piala Top Ten untuk mading Abu Nawas.

Waktu pertama kali melihat mading on-the-spot (MOS) SMP Khadijah ini memang bagus secara keseluruhan. Tetap enak untuk membaca artikel, karena semua artikel dibendel menjadi satu agar mudah dibaca. Dan satu fakta menarik ketika saya membaca mading Abu Nawas ini adalah bahwa saya baru tahu bahwa tokoh Abu Nawas itu memang pernah hidup dan benar-benar ada!

Itulah point terbesar (dan terlucu) yang membuat saya yakin mading buatan SMP tempat saya dulu bersekolah ini bakal kembali meraih penghargaan. Fakta lucu lainnya adalah saya baru tahu kalau ada lampu model obor, dan mereka memakainya. Saya sempat mengamati lampu itu selama kurang lebih setengah menit seperti orang bodoh, karena ya saya memang baru tahu ada lampu model begitu. Hahahaha! Sekali lagi, selamat buat SMP Khadijah. Abadikan mading kalian kembali di perpustakaan :)

Akhirnya tiba waktunya pengumuman kompetisi SMA. Untuk permulaan, kita sudah membawa turun medali perunggu atas pencapaian 5 pengumpul pertama. Tujuan kita menjadi 5 pengumpul pertama adalah sebagai penghargaan cadangan, bisa disebut juga cadangan semangat buat anak-anak mading dikala kita tidak dapat meraih penghargaan lain.

Ketika disebutkan penghargaan untuk mading gerak, kita sudah mulai berdoa.
Best Five Bronze belum disebutin, tetep doa.
Best Five Silver belum juga disebutin, tetep doa.
Best Five Gold nggak juga disebutin? Ya Sudahlah....

Custom Shoes? Lewat! Kita tahun ini tidak mengikutinya. Saya harap tahun depan ada anak-anak yang bener-bener niat untuk mengikutinya. Amin.

Dan tiba juga disaat penghargaan Top Ten-Top Ten untuk mading 2D dan/atau 3D. Kita berdoa untuk kedua mading ujung tombak terakhir ini, semoga ada yang tembus. Tapi kita malah kebanyakan berdoa untuk 3D, soalnya kita bener-bener yakin bakal tembus. Terutama anak-anak, terlihat wajah serius dan doa selalu terucap dari mereka. Tak lupa mereka juga tetap tersenyum.

Pertama-tama disebutkan pemenang-pemenang Top Ten Bronze oleh Azrul Ananda dan Aziz Hasibuan, dua petinggi DetEksi saat ini. Kita berharapa minimal bronze atau silver lah, tapi ternyata sampai Top Ten Silver, Detcon van Java tidak juga disebutkan. Akhirnya Top Ten Gold mulai disebutkan satu persatu pemenangnya.

Sampai 9 sekolah pemenang Gold kita belum juga disebutkan, saya wes pasrah. Saat itu saya bilang ke anak-anak, "satu piala ae legowo yo, rek?"

Mereka hanya mengangguk sambil tersenyum dengan tetap berdoa.

Disebelah saya ada Rangga, anak paling enerjik se-KAOSt. Kalo lari dan ndusel itu nomor satu dia. Aku berkata ke dia, "koyoke wes gak iki, ngga."

Tapi dia menjawab, "wes mas optimis ae, kosong kosong tiga (003)!!" tanggap dia dengan dilanjutkan teriak nomor mading 3D ke panggung.

Alhamdulillah, saya yang pasrah ini dikalahkan dengan keoptimisan anak-anak, Doa kita berhasil. Kita mendapat TOP TEN GOLD! Akhirnya, penghargaan yang paling langka bagi KAOSt diraih juga. Betapa girangnya anak-anak ketika menerima kenyataan ini, sampai-sampai si Istiqomah dan Icha nangis. Seolah air mata mereka mengeluarkan kembali segala memori kerja keras kita selama sebulan lebih yang telah terbayar lunas, tuntas :)

Ini berarti kita mendapat kesempatan yang sama dengan peraih Gold lain untuk ujian menuju Aussie. Kalau dapat betapa bangganya saya kepada anak-anak yang saya banggakan, kalau tidak ya sudahlah. It's just a game, ada yang menang, tapi juga ada yang kalah.

Terlepas dari prestasi anak-anak ini, ternyata Detcon 2k10 ini ternyata bukanlah Detcon terakhir (lihat part 1). Tema tahun depan adalah Movie Magic, dimana kita akan melihat keajaiban dari sebuah film akan dibahas di tahun depan. Semoga tahun depan masih bisa bertemu kalian lagi, para wonder guys!

Veni Vidi Pici. Kita datang, kita bertanding, kita menang :)


madingnya Barunawati, apik iki
Ahiiii, vokalise Gomenasai XD
Mading 2D SMA Khadijah
Model kita, Diajeng Absarin Qisty
Vierra
Andra and The Backbone
Inbek :D
akhirnya, alhamdulillah :)
Read More and Comments

18 November 2010

2010 Detcon terakhir? (Detcon 2010 - Part 1)

Inilah 3 patah kata yang terlintas di pikiranku saat ini. Agak kontroversial memang, apalagi hari ini sudah dibuka pameran mading terbesar di Indonesia timur ini. Tapi kalo aku pikir lagi secara logika mungkin bisa jadi benar perasaanku ini. Detcon tahun ini terakhir.

Wah, gak bisa dibayangin lagi kalo Detcon berakhir. Kemana lagi anak muda hangout bareng temen, pacar, dan keluarga di akhir tahun ini. Kemana lagi para calon peserta mading akan menyalurkan karyanya ke tingkat yang lebih tinggi. Aku akui, Detcon lebih enak dibuat kumpul-kumpul bareng kolega ketimbang DBL yang lebih sukses.

Detcon di mataku punya banyak cerita, dan kenangan yang bersifat abadi. Mulai kenalan sama anak, buat Newspaper Design (yang sekarang diganti mading Gerak), kampanye mading, belajar bersama kakak-kakak kelas, dan lainnya. Semuanya takkan tergantikan :)

Tapi kalau sampai Detcon berakhir itu berarti sama saja "membunuh" kreatifitas anak muda dan tidak ada lagi tempat cozy untuk bercanda bareng dan membuat kenangan, mulai pengiriman mading sampai pengumuman pemenang.

Berkali-kali Azrul Ananda bermain-main dengan anak-anak muda SMP sampai SMA sebelum pengumuman pemenang mading, tiap tahunnya di sela pidatonya dengan kata seperti ini, "Siapa yang pengen Detcon lanjut?"

Lantas semua angkat tangan, walau ada yang tidak mengangkat. Kemudian Azrul bercanda, "karena yang angkat tangan sedikit, tahun depan Detcon tidak ada," semua penonton pun berteriak nada kecewa. Tapi toh nyatanya sampai sekarang masih eksis, ya kan?

Walaupun di akhir konvensi Azrul selalu mengumumkan tema tahun depan dan menjelaskan dari awal sejarah Detcon, tapi ada suatu hari nanti kelak Detcon akan ditiadakan. Masih ingat dengan buku katalog mading warna hitam yang bertajuk "Deteksi Mading Championship"? Disitu ada tulisan Azrul Ananda tentang sejarah dan suka duka Detcon yang pernah dimuat di Metropolis, tepatnya di bawah header pada tahun 2008.

Diantaranya Azrul menulis yang kalau tidak salah (berarti benar) bunyinya begini, "DetEksi bertahan karena antusiasme penggemarnya. Lewat Detcon dan DBL, DetEksi dapat bertahan melalui waktu. Namun karena waktu juga akan ada point of diminishing return (tingkat kebosanan). Entah nantinya DetEksi akan tetap bertahan karena DBL atau Detcon atau sesuatu yang baru, yang penting masih bisa berkomunikasi dengan penggemarnya."

Nah, di suatu kesempatan, ada yang pernah berkata (kalau tidak salah Azrul yang bilang :)) bahwa event DetEksi akan berhenti jika antusiasme berkurang. Lihat DetEksi Party yang tamat pada 2006 karena mulai berkurang antusiasmenya. Hanya berkurang sedikit kepopulerannya, DetEksi langsung mengakhiri event besar tersebut.

Sekarang aku melihat antusiasme pengumpul mading tahun ini berkurang. Kemarin ketika ikut mengantarkan mengumpulkan mading 3D --yang akhirnya dapat 5 pengumpul pertama, pada pukul 22.30 WIB basement masih seperti 1-2 hari yang lalu keramaian madingnya. Kalau yang tahun lalu jam segitu sampai jam 00.00 WIB lewat mengalir terus pengumpulnya. Kemarin itu mandek sampek jam segitu-itu.

Sama seperti pengiriman mading ke PTC (loading), keramaiannya biasa. Gak heboh. Selain itu, yang bisa kita pakai sebagai tolok ukur kesuksesan Detcon bisa dilihat di Metropolis Jawa Pos setiap harinya. Pada tahun-tahun sebelumnya, jika pengumpul mading jumlahnya meningkat dan memecahkan rekor tahun-tahun sebelumnya langsung dimuat sebagai bentuk kebanggaan. Aku lho, yang baca Jawa Pos tiap hari tiap pagi blas gak ada berita tentang peningkatan rekor pengumpul mading.

Ketakutanku akan berakhirnya Detcon bertambah karena ada kabar bahwa tim jurnalistik SMK PGRI 1 Gresik, Madkresi, tahun 2010 ini adalah tahun terakhir mengikuti Detcon! Padahal mereka juara bertahan, gak pernah absen ikut Detcon. Berkali-kali masuk Top Ten dan memenangkan Best School. Pada mau tahu kenapa sebabnya?

Pada tahun 2009 lalu, sistem pemenangan trofi John & Chris Mohn (Best School) diubah. Yang dulu dari akumulasi nilai ketiga mading dari tiap sekolah, tapi sejak saat itu diubah menjadi banyak-banyakan medali, jadi seperti olimpiade.

Menarik sih, bentuk medalinya juga tidak kepikiran bagaimana bentuknya. ternyata patung Det dari Perak, Emas, Perunggu memegang bulatan medali. So out of the box. Tapi jadi lebih memaksa kita untuk meraih semua medali tersebut. Yang dulunya juara bertahan jadi jatuh karena perubahan sistem, seperti Madkresi.

Madkresi tiap tahun tidak pernah absen dari Top Ten, bahkan sesekali dua kali berkali-kali dapat Best School. Karena harus banyak-banyakan medali, Madkresi kalah. Tahun lalu, hanya mading 3D saja yang menang Top Ten Gold Medal. Selain itu tidak ada lagi.

Mereka telah mewakilkan model tapi kalah, begitu juga pada supporting event lainnya kecuali jurnalis blog. Alhasil gelar Best School direbut oleh "sekolah-sekolah-yang-nyentrik", sekolah yang bikin sekolah lain geregetan karena ulah sekolah-sekolah tersebut. Tahu kan yang aku maksud? hehehehe....

Mungkin ini keputusan yang besar bagi Madkresi dan keluarga besar SMK PGRI 1 Gresik, tapi mau bagaimana lagi. Mungkin dipikiran mereka, kalau mereka terus ikut lomba semacam Detcon tidak membawa kemenangan banyak mendingan disudahi saja daripada rugi. I'm sorry to hear that, brothers.

Dari kesimpulanku diatas, mungkin sekarang masih banyak yang tidak ingin Detcon berakhir. Ya, itu termasuk aku. Tapi sekali lagi diatas hanya sebuah pendapat. Terima silakan, tidak tak apa-apa. Toh aku juga masih berharap Detcon terus ada sampai Azrul Ananda berjenggot. Karena kelak jika ku punya anak, aku akan menyuruh anak-anakku untuk ikut Detcon. Dan aku akan bilang pada mereka, "ini lho nak, dulu bapak juga seperti ini. Lanjutkan ya :)"
Read More and Comments