31 Juli 2010

Celebrating My 10.000 Tweets :)


"Bu, kamu gak nyobak twitteran tah?" begitulah celetukan teman-teman saya 5 bulanan lalu.
"Nggak ah, lagian buat apa? Twitter gak kayak facebook, gak ada macam-macam fitur seperti di Facebook," jawab saya menanggapi pertanyaan teman saya.
"Yaa...buat update status aja," lanjut teman saya mempromosikan Twitter.

Buat update status saja? Ah, gak penting banget twitteran itu.

Mungkin itulah alasan saya mengapa tidak dari dulu ber-twitter ria. Kalau Facebook masih bisa, mengapa harus pakai yang lain? Sama saja saya gengsi. Karena saya tidak mau dianggap latah dalam menanggapi perubahan jaman yang semakin mengglobal ini (wosos). Sewaktu orang-orang banyak memakai Twitter, yang lain pada ikuuut. Wah, saya gak mau seperti itu. Lagipula, aku gak mau mengikuti orang-orang yang asal ikut social networking seperti Plurk, Myspace, dsb, yang akhirnya akun tersebut mblakrak.

Tapi waktu mengubah segalanya. Selang beberapa bulan kemudian, tertanggal 25 April 2010, akun dengan nick @massaboe resmi terdaftar di jejaring sosial khusus update status, Twitter. Ehm, bukan, bukan saya telah berhasil termakan kelatahan, bukan pula terlalu mengikuti jaman. Tapi saya punya beberapa alasan yang begitu kuat untuk masuk di Twitter. Diantaranya adalah Facebook sering sepi, siapa tahu di Twitter rame. Secara, di pesan singkat teman-teman di Facebook bertuliskan "move to twitter".

Selain itu karena krisis comment dan like status. Kalau di Facebook kita update status, jarang banget tuh yang like ataupun komentar, apalagi kalau sering-sering update status. Di Twitter, kita bisa sering-sering, seenak udel kita sendiri. Tak peduli like ataupun komentar, yang penting update status. Istilah teman-teman adalah "nyampah".

Juga karena saya menjaga "kesehatan" panca indera dan pikiran. Di Twitter telah teruji dan terbukti (apalagi setelah saya masuk), bahwa Twitter (nyaris) bebas anak 4LaY (Baca : Alay). Kalau di Friendster anak alaynya berkisar 90%, di Facebook 75%, tapi di Twitter hanya berkisar 10% ! Jadi agak enjoy jika update status yang (agak) serius-serius begitu. Soalnya anak alay suka komen gak jelas kalo status kita serius. Di Twitter... bebas deh!

Tweet ke 10.000
A
khirnya, hari ini (31/07), akun Twitter saya genap menghasilkan 10.000 tweet dengan 145 followers dan 114 orang yang saya follow. Itu berarti, sudah 10.000 kali aku mencurahkan isi hati, pedekate, bercanda, sharing badmood ataupun goodmood, retweet (RT) dan semua hal lainnya. Mulai saya diajarkan teman-teman saya pakai Twitter (terutama teman-teman SMA Khadijah) sampai bisa sendiri. Mulai dari koneksi yang lancar sampai infolimit. Juga mulai saya memakai web sampai Tweetdeck, dari Echofon sampai HP teman saya. 3 bulan sudah seperti satu tahun memakai Twitter....


Untuk semua teman-teman saya, baik Follower atau bukan, baik yang aku follow atau tidak, mohon maaf bila diantara 10.000 tweet saya pernah melakukan kesalahan, mengucapkan bad words, mengintimidasi, atau berbuat salah apapun. Mohon maaf yang sebesar besarnya.

Tetapi bila diantara 10.000 tweet saya bermanfaat buat Anda, saya sangat bersyukur dan ikut senang. Semoga setiap langkahmu dirahmati oleh Tuhan YME, Allah SWT. Amin!

Hm, kalo ada yang mau jadi "donatur" buat selebrasi ini, silahkan. Tangan saya terbuka untuk siapa saja, dan pintu rumah saya selalu tertutup (karena takut ada maling). Oke, saya akan lanjut ngetweet di angka 10.001 dan seterusnya. Happy tweeting, all tweeps!
Read More and Comments

30 Juli 2010

Punya DSLR = Anak Gaul (?)

(Dikutip dari http://alanna-alia.blogspot.com/2009/10/gue-punya-dslr-gue-anak-gaul.html, dikembangkan di facebook note oleh Gilbert Soenjaya dan telah diubah sesuai kebutuhan)

"Kalian ngerasa nggak kalau banyak yang suka fotografi, terutama yang punya DSLR cuma buat gaya-gayaan doang? Kebanyakan sih yang kayak gitu anak-anak seumuran gue. Nih ya gue sering ngeliat anak-anak seumuran gue alias ABG berkeliaran di pusat perbelanjaan dengan mengalungi DSLR, dengan begitu mereka merasa diri mereka keren, gaul, trendy, dan blablabla. Ok jadi mereka beli DSLR untuk GENGSI semata. Tapi kalau mereka ditanya tentang fotografi mereka nggak bisa jawab apa-apa, maaf kalau boleh dibilang kemampuan anak-anak yang kayak gitu NOL BESAR. Bukanya sombong tapi itu kenyataan yang gue liat. Menurut kalian gimana? Eneg nggak sih ngeliat ABG ABG yang kayak gitu?"



Banyak loh anak muda di luar sana yang niat banget buat belajar fotografi, mereka manfaatin kamera seadanya bahkan ada juga yang minjem, kemampuan mereka juga nggak kalah sama yang pake DSLR. Mungkin buat sebagian orang harga sebuah DSLR itu murah,tapi bagi mereka (termasuk gue) DSLR itu bukan barang yang murah, sayang banget kalau barang mahal cuma dipake buat gaya-gayaan, pamer, dan jaga gengsi. Buang jauh-jauh deh pikiran lo kalau fotografi itu hobi anak-anak gaul, fotografi itu bisa bikin lo eksis, dan lain sebagainya. Kalau lo emang suka fotografi serius lah dalam bidang itu, JANGAN KARENA LAGI NGETREN TRUS LO MEMAKSAKAN DIRI SUKA FOTOGRAFI !!

Hal-hal yang sering bikin geregetan tuh yang kayak gini, lo punya DSLR tapi lo nggak tau cara makenya, buat lo DSLR itu cuma sebagai simbol kalau lo suka fotografi. Itu yang menyebabkan timbulnya kecemburuan sosial. Anak-anak yang make kamera seadanya itu pasti iri, geregetan, dan berpikiran 'LO TUH NGGAK PANTES PUNYA DSLR! kok lo bego banget sih punya DSLR tapi nggak bisa makenya, nggak bisa manfaatinnya? terus buat apa lo beli itu kalau toh nggak ada gunanya juga buat lo, mending kamera lo buat gue aja daripada mubazir.' Sayangkan kalau lo beli DSLR mahal-mahal cuma buat dipamerin doang?

gue jg bingung sama anak2 jaman skrg yg pake DSLR tp cuma gaya2an aja, saya jg hobi fotografi tp saya gak senorak tp yg makan ati tuh liat gear nya mrk yg tipenya mahal bgt sedangkan saya msh entry level.

P
erhatikan mode di kamera mrk ( yg puteran di atas kamera ), klo modenya M brarti dia bnr2 bljr fotografi krn M adalah manual --berdasarkan skill fotografer.
kalo mrk sama skali gak bisa jwb sedikit dr pertanyaan di atas maka mrk pny dslr cuma gaya2an doank, gak jauh beda pake poket.
gtu aja sih, sabar aja ya sama org2 norak kyk mrk. namanya jg ABG, gaya nomer 1.

Di sini gue cuma mau ngelurusin aja persepsi ABG soal fotografi. Fotografi itu bukan buat gaya-gayaan. Maaf kalau postingan ini agak frontal, tapi sekedar untuk masukan sekaligus sindiran biar mereka yang punya sifat kayak gitu bisa berubah :)
Read More and Comments

27 Juli 2010

TV Head for DJ :)




Hem, kalo kalian lihat koran Jawa Pos hari minggu, tanggal 25 Juli 2010, halaman 35, tepatnya DetEksi yang memberitakan tentang DBL, lihatlah ke kolom foto-foto paling bawah. Cari orang yang kepalanya memakai TV dari kardus, yang membentangkan tulisan Thank You.

Ya itu aku! hehehe.
Kostum yang saya buat bukan asal membuat kehebohan di DBL Arena dan juga diantara suporter, namun saya memiliki maksud tersendiri dan memiliki makna daripada kostum kepala itu.

***

Minggu siang, 14 Februari 2010 mungkin menjadi hari yang bakal diingat oleh seluruh anak basket, cheers, dan suporter SMA Khadijah. Hari itu, di DBL Arena, tim basket putra DJ (sebutan sekolah kami) lolos ke babak utama. Jumlah suporter yang hampir mendekati 100 itu meletuskan balon hati dengan tangan mereka sendiri (karena saat itu bertepatan dengan hari Valentine, walaupun kita "tak sudi" untuk merayakannya :) . Lantas kita berteriak girang, saat papan bertuliskan "Babak Utama" dipegang oleh tim basket putra DJ.

Saat lolos babak utama

Keadaan basket DJ saat ini jauh berbeda jika dibandingkan 1 tahun lalu saat tim basket putra DJ gagal lolos menembus babak utama di laga penyisihan melawan SMAN 1 Waru Sidoarjo. Ditambah dengan tim putri yang tidak lolos waiting list, dan diperparah oleh penonton asal DJ yang datang tanpa membawa dukungan penuh.

Kedua, Keadaan DJ saat tidak langsung masuk babak utama di DBL 2009 adalah karena kekalahan 3 kali berturut-turut di pertandingan babak utama di DBL 2008, Begitupun tim cewek. Mungkin karena sebab-sebab itulah orang-orang, bahkan orang dalam DJ sendiri mengecap bahwa, "Basket DJ kalahan!"

Keadaan berubah 180 derajat saat DJ kembali berlaga di babak penyisihan DBL tahun ini (2010). Entah ada angin apa, animo arek-arek DJ terhadap tim basketnya sangat besar. Dari siswa sampai guru datang menyaksikan, juga meneriakkan dukungan terhadap tim basket putra dan putri DJ. Dugaan sementara sih, karena ketua OSIS-nya anak basket :D

Ini nih ketua OSIS SMA Khadijah (2009-2010), Aqilah Luthfiyah :D

Teriakkan arek-arek membawa hasil. Tim putra masuk babak utama! Teriakan gembira dari kubu DJ membahana setelah mengalahkan SMAN 13 Surabaya dan St. Hendrikus Surabaya di laga minggu lalu. Kabar buruknya, tim putri tidak masuk babak utama. Namun, senyum yang terpancar dari seluruh tim basket putri sama sekali tidak menunjukkan kalau mereka telah kalah.

***

Prinsip saya bila berpartisipasi dalam event-event DetEksi (tertanda 2009), bahwa saya harus berusaha membuat heboh. Minimal diliput sama jurnalis lah, itu sudah cukup. Eits, bukan meghebohkan seperti memasak di arena atau meledakkan elpiji 3 kilo. Tapi heboh dalam hal meng-entertaining orang-orang yang melihat saya.

Terakhir saya membuat heboh di event Detcon 2k9. Saat itu, tidak peduli seperti apa bentuk mading sekolah saya, saya berpromosi dengan cara memakai kostum pocong dan berkeliling area konvensi. Saya tidak sendirian, bersama adik-adik kelas saya bergantian menjadi pocong. Berhasil, puluhan orang telah kami buat takut, lucu, serta girang. Tak jarang menjadi newsmaker di blog jurnalis. Yang paling aku ingat adalah saat menonton Alexa memakai kostum pocong didekat panggung dan dipotret oleh seorang fotografer asal SMA Muhammadiyah (berapa lupa, hehe) yang diposting ke blog jurnalis.

Pada babak utama ini, mumpung SMA saya masuk babak utama, saya meriahkan dengan sebuah kostum. Biasa namun menjadi daya tarik : TV Head (kepala TV).

Saya berada di tengah-tengah kegaduhan arek-arek DJ yang meneriakkan dukungan bagi tim basket putra. Tiap pertandingan saya selalu bertekad untuk memakainya, walaupun didalam sangat panas sekali. hahaha.

Tiap pertandingan, dandanan TV yang saya kenakan selalu berganti dandanan pada 3 kali laga SMA DJ berturut-turut. Pertama, "TV" saya masih pure kardus, dengan garis alis yang menantang. Kedua, di laga melawan SMAN 1 Sidoarjo, memakai kacamata 3D. Dan di laga terakhir, bodi TV saya lapisi dengan motif batik. Dandanan terakhir ini yang masuk koran, difoto oleh Mr. Barrel. hoahahaha.

MAKNA
Ada makna tersendiri mengapa saya memilih TV Head sebagai kostum saya.

Anda tahu kalau TV sekarang hampir tidak ada seorangpun yang tidak memilikinya. Semua suka menonton TV. Milyaran orang didunia menonton TV walau berbeda channel. Nah, "TV" yang saya kenakan adalah sebuah simbol kebangkitan basket DJ. Yang dulunya tidak pernah "ditonton" banyak orang, sekarang banyak yang menyaksikan pertandingan mereka.

TV itu juga ungkapan rasa bangga saya sudah bisa dengan sepenuh hati mendukung basket DJ. Kalau saya tidak punya rasa bangga terhadap teman-teman, mungkin TV itu tak akan kupakai. Walaupun akhirnya tim putra kalah di klasemen dan tidak lolos playoff, saya tidak merasa tim basket yang saya dukung itu kalah. Tidak ada beban sama sekali. Mungkin ratusan orang yang datang dan berteriak mendukung DJ saat itu juga merasakan hal yang sama, mungkin.

Di backstage, saya mengungkapkan secara pribadi ke Pak Warvin, "makasih pak, baru kali ini saya benar-benar bangga mendukung basket DJ. Gak berasa kalah."

Pak Warvin cuma balas dengan senyum dan ketawa kecil. Yah semoga tahun depan, prestasinya lebih maju lagi basket DJ. Tetap semangat!
Read More and Comments

21 Juli 2010

Kuliah

Hm, cuma ingin berbagi kebahagiaan saja. Semoga kebahagiaan saya bisa tertular ke Anda-anda semua, jadi bukan cuma saya yang bahagia :)

Alhamdulillah, setelah penantian yang (tidak) cukup lama dan cukup bikin degdegser, akhirnya saya diterima di Despro ITS jurusan DKV. Sekali lagi Alhamdulillah :) Berarti seragam abu-abu saya sudah tidak dipakai lagi. Ada yang mau? hehehe

Alhamdulillah lagi, kata temen saya kalo masuk Despro ITS dalam kelompok 1 (yang SPI-nya Rp 3,5 jt) itu susah banget.Katanya, ajaib kalo yang bisa masuk Despro lewat jalur Umdes (Ujian masuk Despro) itu kelompok 1. Kalo emang gitu, Alhamdulillah deh amiiiin.

***

Sebelum aku menentukan pilihan universitas, aku pernah berencana tidak kuliah. Teman-teman mendengar kelihatan aneh, tapi ya mendukung juga kalau tidak kuliahnya itu aku isi dengan kegiatan. Hm, teman-teman aja aneh, apalagi ortu saya. Ortu saya bilang, "pokoknya kuliah." Yasudah, membahagiakan ortu apa salahnya...

Akhirnya sebagai langkah pertama ikut tes masuk ABE (Airlangga Broadcast Education). Dalam tes, saya diterima sebagai cadangan. Jadi bisa diterima bisa tidak. Tetapi ortu bilang, karena ABE bukan Diploma atau Sarjana, ditolak saja. Nunggu SNMPTN atau tes universitas lainnya lah.

Oke. Aku coba deh. Dimulai dengan ikut Try Out Umdes. Bweh mana pas try out pusing pisan, acaranya geje pula. Yasudah, lumayan ada manfaatnya : soal bisa dibawa pulang.

Kemudian majulah saya mendaftar Umdes. Ujiannya 1 Juli, jadi ya masih sebulan lagi lah. Dalam masa kepengangguran, saya dan ortu mencobadaftar ke Pens, ngambil Multimedia Broadcast. Ya sebagai cadangan lah kalo gak diterima di Despro.

***

Ujian Despro dimulai. Ujian diadakan di Gedung Robotika ITS yang lumayan gede. Seetengahnya lapangan basket gedenya lah. Disana ada tribunnya. Dan disitulah tes diadakan. Yang ikut ribuan, tempat tes penuh sesak. Wah, gimana bisa lolos coba? Nerpes deh akhirnya.

Tapi nerpesku bisa saya lawan dengan hadirnya 7 teman SD dan SMP saya dulu disitu. Yah paling tidak waktu lolos Despro (amin) ada temennya, biar bisa jadi obat nerpes. Hehehe.

Tes Umdes meliputi Bahasa Indonesia, Inggris, Matematika, Spasial (semacam analisis bentuk), dan Gambar. Beban saya ada pada Matematika. Jadi yang paling banyak tidak diisi dan hanya mengandalkan "akal pikiran" (baca : ngawur) ya Matematika itu. Gapapalah nggak diisi, daripada salah minus satu point.

Yak, setelah tes umdes pada pertengahan minggu ke-II bulan Juli saya menjalani tes Pens. Semua jurusan yang diujikan adalah Fisika, Matematika, dan Bahasa Inggris. WHAT THE FUCK ARE THEY?? Arek IPS dikasi makanan begituan Rawr @.@

Alhasil Pens tidak lolos. Alhamdulillah, setidaknya saya bisa menghindari rumus-rumus itu. Hanya saja saya pasrah dan ikhlas, jikalau tidak lolos Pens nanti. Sebab aku punya niatan bekerja sementara sebagai sutradara dokumentasi jika diminta saat waktu nganggur setahun nanti. Dan semua aku pasrahkan pada Allah.

***

17 Juli. Mungkin ini hari yang besar ya bagi semua umat? Opening DBL (gak besar kali), sama pengumuman SNMNMNMNMPTPNMPTN. Selamat bagi yang lulus! Bagi yang tidak, jangan berkecil hati. Ini bukan akhir hidupmu ;)

17 Juli juga hari yang besar bagiku. Selain ketemu teman-teman lama di jurnalis DBL, hari itu pula aku akan menghadapi deg-degan yang teramat besar : pengumuman Umdes.

Dan..., Alhamdulillah! Saya lolos! Nomor 21 dengan nama Abdul Razzaq telah lolos masuk Despro ITS jurusan DKV :) Berarti Allah lebih memilih aku konsen kuliah dibandingkan menjadi sutradara dulu. Mungkin begitu ya?

Tetapi aku langsung sedih ketika 7 teman-temanku gak lolos. Padahal saya ingiiiiin banget kuliah bareng sama mereka, orang-orang yang hebat dimata saya. Yah, semoga kalian beruntung kawan.

Kini masa Ospek telah menanti. Hah, males banget buat kuliah. Pinginnya udah kerja aja dan menikah. Eh nikah belakangan aja ding hehehehe, yang penting adalah meraih masa depan dulu. Sekian.
Read More and Comments