Sudah sebulan lamanya kita berpuasa. Bukan hanya berpuasa dari makan dan minum, namun berpuasa dari segala hawa nafsu. Puasa dari makan dan minum hanyalah penanda bahwa kita sedang menahan hawa nafsu yang sebenarnya lebih besar serangannya daripada lapar.
Ramadhan menjadi momen perubahan untuk diri kita agar menjadi yang lebih baik kedepannya. Maka dari itu kegiataan seperti tadarus, shalat malam, itikaf dan lainnya mesti ditingkatkan. Sebab Allah telah melipatgandakan pahala bagi umat-Nya pabila telah berusaha meningkatkan kualitas imannya di bulan nan suci ini.
Sebaliknya, jika ada diantara kita menjalani ramadhan dengan melakukan kegiatan maksiat, baik di siang ataupun malam Ramadhan, tentu Allah bakal melipatgandakan dosa baginya. Sungguh merugi bagi mereka yang seperti itu. Naudzubillah mindzalik.
Kembali ke Idul Fitri. Seperti yang kita tahu makna sebenarnya dari Idul Fitri ini adalah kembalinya kita menjadi suci kembali. Allah akan menghapus dosa-dosa kita, seluruhnya tanpa terkecuali, bagaikan bayi yang baru lahir. Jadi tak heran bila Idul Fitri ini juga disebut hari kemenangan, saat semua umat bersukacita.
Namun benarkah dosa kita terampuni semuanya?
Saudara, mari kita renungkan apa yang kita lakukan sebelum dan selama bulan Ramadhan. Sudah cukupkah ibadah kita selama ini? Sudah merasa berimankah kita pabila telah melakukan tadarus, pengajian, itikaf, dan sebagainya? Kita tak akan pernah tahu, Allah telah merahasiakan pahala-Nya untuk kita.
Apa saja yang kita lakukan untuk Ramadhan ini? Bagaimana bila kita tidak mendapat apa-apa di bulan ini? Bukankah sia-sia bulan yang sudah kita nantikan kita lewati dengan hal-hal yang tidak berguna?
Coba kita lihat di luar sana. Begitu banyak orang-orang, muda-mudi yang bermaksiat di bulan Ramadhan. Parahnya, mereka tidak segan melakukan itu di siang bolong Ramadhan. Sebagian besar mereka mengaku islam, tapi apakah perbuatan mereka termasuk islami?
Mereka bukan lagi sekedar berpacaran, perbuatan mereka sudah mulai mendekati zinah. Bukan mahrom berangkulan, menaikkan syahwat, bahkan tidak jarang mereka bersentuhan mulut. Apa mereka sudah lupa dengan Tuhan yang sedang melihat mereka? Sesungguhnya sudah tertutuplah pahala Ramadhan baginya. Naudzubillah.
Bahkan, tak jarang hal yang kecil mereka abaikan. Hanya beralasan kepanasan dan capek, mereka tidak segan untuk mokel. Bahkan diantara mereka tidak malu untuk mengaku mokel.
Sampai di waktu teraweh pun, juga banyak orang-orang yang telah meninggalkan masjid untuk melakukan teraweh. Di pusat perbelanjaan juga di tempat-tempat hiburan lebih ramai dan mengasyikan ketimbang beribadah untuk-Nya.
Mereka tidak capek berjalan kesana-kemari di tempat-tempat seperti itu. Tapi ketika mereka akan melakukan teraweh, mereka malas melakukannya. Seakan mereka ingin melupakan akhirat untuk dunia, seakan tidak ingat siapa yang telah menciptakan dunia dan memakmurkannya.
Juga tak jarang, di waktu teraweh banyak yang asyik menyulut kembang api, mengganggu jamaah yang sedang sholat teraweh. Sesungguhnya mereka cuma takut tidak bisa bersenang-senang.
Ingatlah di hari akhir nanti rek, semua amal perbuatan kita bakal diproses-satu persatu. Saat kita mengantri untuk sidang akhirat nanti, kita akan sangaaat lama berdiri. Konon diceritakan kita akan mengantri ratusan ribu tahun sampai tibalah giliran kita. Dalam waktu selama itu, kita tidak dibiarkan duduk sekalipun. Tidak ada makanan dan minuman. Mataharipun sejengkal diatas kepala kita.
Percuma saja bila kita hanya menahan lapar dan haus tapi tidak mengenal makna Ramadhan sebenarnya. Idul Fitri pun tiada gunanya kalau kita hanya melakukan hal yang sia-sia didalam bulan Ramadhan.
Belum lagi takdir Allah SWT yang kita takkan pernah tahu. Kita juga gak bakal tahu apakah Ramadhan tahun depan masih bisa 'menerima' kita. Umur hanyalah rahasia milik Allah.
Marilah, di hari terakhir yang waktunya sudah sangat sempit ini, manfaatkan sebaik-baiknya. Perbanyak amal baik, membayar zakat, beristighfar, bershalawat. Lakukan apa yang bisa kamu lakukan untuk Allah SWT. Yakinlah bahwa disetiap langkah dan gerak-gerikmu, ada Allah yang menaungi. Kita hanya bisa berbuat, namun Allah yang merestui.
Juga bila kita belum sempat memohon ampun pada Allah SWT, memohon ampunlah sekarang sebelum hari 'itu' tiba karena Allah masih membuka pintu maaf selebar-lebarnya sampai matahari terbit dari barat. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, juga Maha Pemurah lagi Maha Pengampun. (to be continued)
Sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar (33:29)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar